berakhlak
logo

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Pengadilan Tinggi Bengkulu

Jl. Pembangunan No. 21, Padang Harapan, Bengkulu 38225 Indonesia

Electronic Court System of Mahkamah Agung RI

E-Learning Mahkamah Agung Republik Indonesia

Elektronik Surat Keterangan

Komunikasi Data Nasional

Sistem Informasi Kepegawaian

Sistem Informasi Mahkamah Agung Republik Indonesia

Sistem Informasi Penelusuran Perkara / Case Tracking Sistem untuk Pengadilan Tinggi

Sistem Informasi Pengawasan

Survey Persepsi Anti Korupsi , Survey Kepuasan Masyarakat dan Survey Harian

Ramadhan di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi (a spiritual experience)

Ramadhan di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi (a spiritual experience)

Assalammualaikum Wr.  Wb

Bulan Ramadhan  adalah bulan yang penuh limpahan Rahmat/pahala, ampunan   dan jaminan kepada orang yang bertaqwa di masukkan  surga/dibebaskan  dari siksa api neraka oleh Allah SWT, dikarenakan kaum muslimin menjalankan  puasa sebulan  lamanya  sebagaimana  tersebut dalam  QS Al  Baqoroh : 183.

“Wahai orang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana  diwajibkan  atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa”.

Karena keutamaan/aula wiyatun/priority Bulan Ramadhan seperti  pahala amalan dilipatgandakan (pahala ibadah sunnah dibalas pahala wajib, ibadah wajib diberikan pahala yang dilipatgandakan, dan seterusnya, sehingga  memotivasi/ menjadi  dorongan  kaum muslimin/muslimat berlomba-lomba/tanafasun/compete untuk melakukan  amal  kebaikan/ ibadah  dengan niat ikhlas karena Allah SWT.

Seperti dalam Hadits Rasul SAW :

“Barang siapa pada Bulan Ramadhan mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan suatu kebaikan, nilainya seperti orang melakukan perbuatan yang diwajibkan pada bulan lainnya. Dan barang siapa yang melakukan suatu kewajiban pada bulan itu, nilainya sama dengan 70 kali lipat dari kewajiban yang dilakukan  pada bulan lainnya. Keutamaan sedekah adalah sedekah pada Bulan Ramadhan (HR.  Bukhari – Muslim).

Digambarkan oleh Para Sahabat, bagaimana Rasul SAW bila bersedekah seperti angin yang berhembus tiada henti (maksudnya demikian dermawan dan sangat peduli kepada hamba sahaya (muhibbul khoiri/social care).

Hadits lainnya Rasul SAW bersabda  :

“Allah SWT berfirman :  “Kecuali amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya, karena dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku.” (HR. Bukhari).

Pada Bulan Ramadhan, semua umat manusia bergembira/saidun/happy, tidak hanya umat Islam saja, karena dunia usaha bergerak demikian dinamis, ramainya lalu lintas perdagangan (walau “ada yang sifatnya sementara/dadakan” seperti usaha makanan, minuman dll), karena tumbuhnya semangat/spirit/ruhul untuk bersedekah  baik makanan, minuman maupun pakaian dll, kegembiraan tidak hanya untuk kaum muslimin saja tetapi juga bagi semua mahkluk Allah SWT.

Hal ini sesuai dengan Firman Allah SWT QS Al Anbiyah : 107. “Dan  kami tidak mengutus engkau Muhammad (ajaran agama Islam) melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam)”.

Kegembiraan  dan semangat ibadah, dapat dilihat  pada suasana  di Masjidil Haram di Mekkah  Mukarromah dan Masjid Nabawi di Madinah  Munawaroh, bagaimana dari hari pertama sampai dengan menuju akhir bulan ramadhan, jamaah umroh yang datang dari belahan penjuru  dunia terus bertambah dan meningkat. Kedua masjid dipadati oleh jamaah, bila dilihat dari kejauhan atau dari lantai paling atas masjidil Haram (apalagi pada malam hari) tampak sudah penuh sesak dan tidak ada tempat untuk jamaah lainnya mendekati lingkaran Ka’bah melakukan umrah (yang tampak seperti pusaran angin dengan dihiasi gemerlapnya lampu yang mengelilingi Ka’bah). Namun karena kekuasaan Allah SWT (laahaula walaa kuuata illa bi Ila), ternyata jamaah yang baru datang masih bisa bergabung untuk melakukan  thawaf, dalam suasana yang ramai, padat, namun tetap semangat/ ruhul ibadah/spirit menga-agungkan kebesaran Allah SWT, Laabaik Allahumma Laabaik.

Pada sepuluh hari terakhir ramadhan, suasana di kedua masjid yang suci tersebut, bertambah ramai dan semakin padat/penuh sesak dengan jamaah umroh, yang melaksanakan  sholat wajib dan tarawih (seperti suasana pelaksanaan  ibadah haji). Allahu Akbar …. meskipun biaya perjalanan umroh pada bulan ramadhan lebih mahal dari pada hari  biasa, apalagi akhir ramadhan. (membawa keberkahan bagi perusahaan travel).

Hal ini terjadi dikarenakan adanya Hadits Rasul SAW: “Jika ramadhan tiba, berumrohlah saat itu karena umroh ramadhan senilai dengan hajj” (HR Bukhari dan Muslim). Hadits lain disebutkan “seperti berhaji bersamaku (Rasul) (HR Bukhari).

Dan semangat ibadah/ruhul ibadah untuk meraih “Lailatul Qodr/malam kemuliaan” yang pahalanya setara dengan beribadah selama 83 tahun. SubhanaAllah.

Bagaimana dengan suasana masjid di Indonesia pada umumnya? Mulai banyak kemajuan …. ?

Selain, jamaah dalam masjidil Harom dan Masjid Nabawi yang semakin ramai dan padat, juga semaraknya orang Mekkah dan Madinah bersedekah/berbuat kebaikan dengan memberikan makan ta’jil/berbuka puasa dan amal kebaikan lainnya. lbaratnya kita jamaah umroh adalah “Raja” yang dihormati agar bisa berbuka puasa di tempat mereka, makanan mulai kurma, air zamzam, yogurt, roti, dan buah-buahan melimpah ruah, tergantung kesanggupan dan kemauan kita untuk memakan atau membawa ke maktab/hotel. lni membuktikan “Islam rahmatan Iii alamiin”, mengajarkan “fastabiqul Khairot” yaitu berlomba-lomba dalam kebaikan.

Disana kita “agak dipaksa” oleh anak-anak atau remaja Mekkah/Madinah mulai dari halaman masjid, untuk bisa duduk di tempat  berbuka/lapak  yang telah  disediakan oleh keluarganya dalam masjid, dan sudah ada makanan untuk berbuka, dan disambut  dengan hangat oleh jamaah  lainnya. Sungguh terasa “romadona jamilu/beautiful ramadhon/ indahnya ramadhan” dan terasa nikmatnya, khusuk serta bersemangat melaksanakan ibadah puasa, umroh, sholat dan ibadah lainnya dihadapan Ka’bah (kiblat umat Islam), dan di masjid tempat makam hamba Allah SWT yang paling mulia (Rasul SAW), bersama-sama dengan kaum muslimin dari penjuru dunia, “mungkin” tiada tempat lain yang bisa menciptakan suasana yang demikian “khusuk dan nikmat/ altamatu/enjoyment dalam beribadah, dan membuat tiada terasa “waktu” telah berjalan tiada henti, seperti angin berhembus dan tak akan kembali lagi, sehingga air mata tiada terasa telah membasahi pipi untuk kesekian kalinya karena bergembira bisa ibadah disini dan bersedih karena akan segera meninggalkan tanah suci Mekkah dan Madinah (time has run out). Hanya do’a dipanjatkan  kepada Allah SWT bisa menerima segala amal  ibadah  kita kaum muslimin/ muslimat  dan memberikan kesempatan untuk bisa hadir kembali melaksanakan “umroh dan hajj” dimasa mendatang dengan keluarga, aamiin. La baik Allahumma laa baik.

Mari  kita  renungkan kembali untuk apa diciptakan Allah SWT hidup di dunia, tidak lain adalah untuk beribadah kepada Allah SWT.  Untuk itu, mari pergunakan umur dan nikmat yang diberikan Allah SWT untuk beribadah dan berbuat kebaikan, mengharap ridho Allah SWT. aamiin.

Sesuai  Firman Allah SWT dalam QS Ad Dzariyat : 56 “Dan tidaklah diciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada Allah SWT”.

Dan Firman Allah SWT dalam QS Al  Bayyinah : 5 “Sesungguhnya orang beriman dan berbuat kebaikan adalah sebaik-baiknya makhluk”

Wassalammualaikum Wr. Wb. Penulis,

“H. Nursani, S.H.”




«


NILAI IKMNILAI IPAK
ipak-triwulan-3-2023